TEKNIK SUBNETTING





TEKNIK SUBNETTING


PENDAHULUAN


Perkembangan teknologi komputer meningkat dengan cepat, hal ini terlihat pada era tahun 80-an jaringan komputer masih merupakan teka-teki yang ingin dijawab oleh kalangan akademisi, dan pada tahun 1988 jaringan komputer mulai digunakan di universitas-universitas, perusahaan-perusahaan, sekarang memasuki era milenium ini terutama world wide internet telah menjadi realitas sehari-hari jutaan manusia di muka bumi ini.
Selain itu, perangkat keras dan perangkat lunak jaringan telah benar-benar berubah, di awal perkembangannya hampir seluruh jaringan dibangun dari  kabel koaxial, kini banyak telah diantaranya dibangun dari serat optik (fiber optics) atau komunikasi tanpa kabel.
Sebelum lebih banyak lagi dijelaskan mengenai jaringan komputer secara teknis, pada bab pendahuluan ini akan diuraikan  terlebih dahulu  definisi jaringan komputer, manfaat jaringan komputer, ddan macam jaringan computer.

DEFENISI JARINGAN KOMPUTER

Dengan berkembangnya teknologi komputer dan komunikasi suatu model komputer tunggal yang melayani seluruh tugas-tugas komputasi suatu organisasi kini telah diganti dengan  sekumpulan komputer yang terpisah-pisah akan tetapi saling berhubungan dalam melaksanakan tugasnya, sistem seperti ini disebut jaringan komputer (computer network).(1)
Dalam buku ini kita akan menggunakan istilah jaringan komputer untuk mengartikan suatu himpunan interkoneksi sejumlah komputer yang autonomous. Dua buah komputer dikatakan terinterkoneksi bila keduanya dapat saling bertukar informasui. Betuk koneksinya tidak harus melalui kawat tembaga saja melainkan dapat emnggunakan serat optik, gelomabng mikro, atau satelit komunikasi.
Untuk memahami  istilah jaringan komputer sering kali kita dibingungkan dengan sistem terdistribusi (distributed system). Kunci perbedaannya adalah bahwa sebuah sistem terdistribusi,keberadaan sejumlah komputer autonomous bersifat transparan bagi pemakainya. Seseorang dapat memberi perintah untuk mengeksekusi suatu program, dan kemudian program itupun akan berjalan  dan tugas untuk memilih prosesor, menemukan dan mengirimkan file ke suatu prosesor dan menyimpan hasilnya di tempat yang tepat mertupakan tugas sistem operasi. Dengan kata lain, pengguna sistem terditribusi tidak akan menyadari terdapatnya banyak prosesor (multiprosesor), alokasi tugas ke prosesor-prosesor, alokasi f\ile ke disk, pemindahan file yang dfisimpan dan yang diperlukan, serta fungsi-fungsi lainnya dari sitem harus bersifat otomatis.
Pada suatu jaringan komputer, pengguna harus secara eksplisit log ke sebuah mesin, secara eksplisit menyampaikan tugasnya dari jauh, secara eksplisity memindahkan file-file dan menangani sendiri secara umum selusurh manajemen jaringan. Pada sistem terdistribusi, tidak ada yang perlu dilakukan secara eksplisit, sermunya sudah dilakukan secara otomatis oleh sistem tanpa sepengetahuan pemakai.
Dengan demikian sebuah sistem terdistribusi adalah suatu sistem perangkat lunak yang dibuat pada bagian sebuah jaringan komputer.  Perangkat lunaklah yang menentukan tingkat keterpaduan dan transparansi jarimngan yang bersangkutan. Karena itu perbedaan jaringan dengan sistem terdistribusi lebih terletak pada perangkat lunaknya (khususnya sistem operasi), bukan pada perangkat kerasnya.

IP ADDRESS

            Alamat IP (Internet Protocol Address atau sering disingkat IP) adalah deretan angka biner antar 32-bit sampai 128-bit yang dipakai sebagai alamat identifikasi untuk tiap komputer host dalam jaringan internet. Panjang dari angka ini adalah 32-bit(untuk IPv4atau IP versi 4), dan 128-bit (untuk IPv6 atau IP versi 6) yang menunjukkan alamat dari computer tersebut pada jaringan Internet berbasisTCP/IP.
Sistem pengalamatan IP ini terbagi menjadi dua, yakni:
  • IPv4 (Internet Protokol Versi 4)
  • IPv6 (internet Protokol Versi 6)
II.a . IPv4
Alamat IP versi 4 (sering disebut dengan Alamat IPv4) adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protocol IP very 4. Panjang totalnya adalah 32-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 4 miliar host komputer atau lebih tepatnya 4.294.967.296 host di seluruh dunia, jumlah host tersebut didapatkan dari 256 (didapatkan dari 8 bit) dipangkat 4(karena terdapat 4 oktet) sehingga nilai maksimal dari alamt IP versi 4 tersebut adalah 255.255.255.255 dimana nilai dihitung dari nol sehingga nilai nilai host yang dapat ditampung adalah 256x256x256x256=4.294.967.296 host. Contoh alamat IPv4 192.168.0.1.
Alamat IP versi 4 umumnya diekspresikan dalam notasi desimal bertitik (dotted-decimal notation), yang dibagi ke dalam empat buah octet berukuran 8-bit. Dalam beberapa buku referensi, format bentuknya adalah w.x.y.z. Karena setiap oktet berukuran 8-bit, maka nilainya berkisar antara 0 hingga 255 (meskipun begitu, terdapat beberapa pengecualian nilai). Alamat IP yang dimiliki oleh sebuah host dapat dibagi dengan menggunakan subnet mask jaringan ke dalam dua buah bagian, yakni:
Û                Network Identifier/NetID atau Network Address (alamat jaringan) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat jaringan di mana host berada.
Dalam banyak kasus, sebuah alamat network identifier adalah sama dengan segmen jaringan fisik dengan batasan yang dibuat dan didefinisikan oleh router IP. Meskipun demikian, ada beberapa kasus di mana beberapa jaringan logis terdapat di dalam sebuah segmen jaringan fisik yang sama dengan menggunakan sebuah praktek yang disebut sebagai multinetting. Semua sistem di dalam sebuah jaringan fisik yang sama harus memiliki alamat network identifier yang sama. Network identifier juga harus bersifat unik dalam sebuah Internetwork. Jika semua node di dalam jaringan logis yang sama tidak dikonfigurasikan dengan menggunakan network identifier yang sama, maka terjadilah masalah yang disebut dengan routing error.
Alamat network identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255.
Û                Host Identifier/HostID atau Host address (alamat host) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat host (dapat berupa workstation, server atau sistem lainnya yang berbasis teknologi TCP/IP) di dalam jaringan. Nilai host identifiertidak boleh bernilai 0 atau 255 dan harus bersifat unik di dalam network identifier/segmen jaringan di mana ia berada.
Alamat IPv4 terbagi menjadi beberapa jenis yakni sebagai berikut :
  • Alamat Unicast, merupakan alamat IPv4 yang ditentukan untuk sebuah antarmuka jaringan yang dihubungkan ke sebuah Internetwork IP. Alamat unicastdigunakan dalam komunikasi point-to-point atau one-to-one.
  • Alamat Broadcast, merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh setiap node IP dalam segmen jaringan yang sama. Alamat broadcast digunakan dalam komunikasi one-to-everyone.
  • Alamat Multicast, merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh satu atau beberapa node dalam segmen jaringan yang sama atau berbeda. Alamat multicast digunakan dalam komunikasi one-to-many.
Alamat IPv4 di bagi menjadi beberapa kelas yaitu dari A-E, sesuai dengan table dibawah ini.
Kelas
Oktet Pertama Desimal
Oktet Pertama Biner
Dipergunakan Untuk
A
1–126
0xxx xxxx
Skala Besar
B
128–191
10xx xxxx
Skala Sedang
C
192–223
110x xxxx
Skala Kecil
D
224–239
1110 xxxx
Multicast
E
240–255
1111 xxxx
Eksperiment
Tabel 1. Kelas IPv4.
II.b. IPv6 (Internet Protocol Versi 6)
Alamat IP versi 6 (sering disebut sebagai alamat IPv6) adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan Protocol IP Versi 6Panjang totalnya adalah 128-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 2128=3,4 x 1038host komputer di seluruh dunia. Contoh alamat IP versi 6 adalah 21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00FF:FE28:9C5A.
Berbeda dengan IPv4 yang hanya memiliki panjang 32-bit (jumlah total alamat yang dapat dicapainya mencapai 4,294,967,296 alamat), alamat IPv6 memiliki panjang 128-bit. IPv4, meskipun total alamatnya mencapai 4 miliar, pada kenyataannya tidak sampai 4 miliar alamat, karena ada beberapa limitasi, sehingga implementasinya saat ini hanya mencapai beberapa ratus juta saja. IPv6, yang memiliki panjang 128-bit, memiliki total alamat yang mungkin hingga 2128=3,4 x 1038 alamat.
Total alamat yang sangat besar ini bertujuan untuk menyediakan ruang alamat yang tidak akan habis (hingga beberapa masa ke depan), dan membentuk infrastruktur routing yang disusun secara hierarkis, sehingga mengurangi kompleksitas proses routing dan tabel routing.
Sama seperti halnya IPv4, IPv6 juga mengizinkan adanya DHCP Server sebagai pengatur alamat otomatis. Jika dalam IPv4 terdapat dynamic address dan static address, maka dalam IPv6, konfigurasi alamat dengan menggunakan DHCP Server dinamakan denganstateful address configuration, sementara jika konfigurasi alamat IPv6 tanpa DHCP Server dinamakan dengan stateless address configuration.
Seperti halnya IPv4 yang menggunakan bit-bit pada tingkat tinggi (high-order bit) sebagai alamat jaringan sementara bit-bit pada tingkat rendah (low-order bit) sebagai alamat host, dalam IPv6 juga terjadi hal serupa. Dalam IPv6, bit-bit pada tingkat tinggi akan digunakan sebagai tanda pengenal jenis alamat IPv6, yang disebut dengan Format Prefix (FP). Dalam IPv6, tidak ada subnet mask, yang ada hanyalah Format Prefix.Pengalamatan IPv6 didefinisikan dalam RFC 2373.
Format alamat ip IPv6, alamat 128-bit akan dibagi ke dalam 8 blok berukuran 16-bit, yang dapat dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal berukuran 4-digit. Setiap blok bilangan heksadesimal tersebut akan dipisahkan dengan tanda titik dua (:). Karenanya, format notasi yang digunakan oleh IPv6 juga sering disebut dengan colon-hexadecimal format, berbeda dengan IPv4 yang menggunakan dotted-decimal format.
Berikut ini adalah contoh alamat IPv6 dalam bentuk bilangan biner:
00100001110110100000000011010011000000000000000000101111001110110000001010101010000000001111111111111110001010001001110001011010
Untuk menerjemahkannya ke dalam bentuk notasi colon-hexadecimal format, angka-angka biner di atas harus dibagi ke dalam 8 buah blok berukuran 16-bit:
0010000111011010 0000000011010011 0000000000000000 0010111100111011 0000001010101010 0000000011111111 1111111000101000 1001110001011010
Lalu, setiap blok berukuran 16-bit tersebut harus dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal dan setiap bilangan heksadesimal tersebut dipisahkan dengan menggunakan tanda titik dua. Hasil konversinya adalah sebagai berikut:
21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00FF:FE28:9C5A
Alamat di atas juga dapat disederhanakan lagi dengan membuang angka 0 pada awal setiap blok yang berukuran 16-bit di atas, dengan menyisakan satu digit terakhir. Dengan membuang angka 0, alamat di atas disederhanakan menjadi:
21DA:D3:0:2F3B:2AA:FF:FE28:9C5A
Konvensi pengalamatan IPv6 juga mengizinkan penyederhanaan alamat lebih jauh lagi, yakni dengan membuang banyak karakter 0, pada sebuah alamat yang banyak angka 0-nya. Jika sebuah alamat IPv6 yang direpresentasikan dalam notasi colon-hexadecimalformat mengandung beberapa blok 16-bit dengan angka 0, maka alamat tersebut dapat disederhanakan dengan menggunakan tanda dua buah titik dua (:). Untuk menghindari kebingungan, penyederhanaan alamat IPv6 dengan cara ini sebaiknya hanya digunakan sekali saja di dalam satu alamat, karena kemungkinan nantinya pengguna tidak dapat menentukan berapa banyak bit 0 yang direpresentasikan oleh setiap tanda dua titik dua (:) yang terdapat dalam alamat tersebut. Tabel berikut mengilustrasikan cara penggunaan hal ini.


III. Teknik Subneting IPv4
Subnet mask adalah istilah teknologi informasi dalam bahasa Inggris yang mengacu kepada angka biner 32 bit yang digunakan untuk membedakan Network ID dengan Host ID, menunjukkan letak suatu host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar.
RFC 950 mendefinisikan penggunaan sebuah subnet mask yang disebut juga sebagai sebuah address mask sebagai sebuah nilai 32-bit yang digunakan untuk membedakannetwork identifier dari host identifier di dalam sebuah alamat IP. Bit-bit subnet maskyang didefinisikan, adalah sebagai berikut:
  • Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh network identifierdiset ke nilai 1.
    • Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh host identifier diset ke nilai 0.
Setiap host di dalam sebuah jaringan yang menggunakan TCP/IPmembutuhkan sebuahsubnet mask meskipun berada di dalam sebuah jaringan dengan satu segmen saja. Entah itu subnet maskdefault (yang digunakan ketika memakai network identifierberbasis kelas) ataupun subnet mask yang dikustomisasi (yang digunakan ketika membuat sebuah subnet atau supernet) harus dikonfigurasikan di dalam setiap nodeTCP/IP.
Ada dua metode yang dapat digunakan untuk merepresentasikan subnet mask, yakni:
  • Notasi Desimal Bertitik
  • Notasi Panjang Prefiks Jaringan
à                    Desimal Bertitik
Sebuah subnet mask biasanya diekspresikan di dalam notasi desimal bertitik (dotted decimal notation), seperti halnya alamat IP. Setelah semua bit diset sebagai bagian network identifier dan host identifier, hasil nilai 32-bit tersebut akan dikonversikan ke notasi desimal bertitik. Perlu dicatat, bahwa meskipun direpresentasikan sebagai notasi desimal bertitik, subnet maskbukanlah sebuah alamat IP.
Subnet maskdefault dibuat berdasarkan kelas-kelas alamat IP dan digunakan di dalam jaringan TCP/IP yang tidak dibagi ke dalam beberapa subnet. Tabel di bawah ini menyebutkan beberapa subnet mask default dengan menggunakan notasi desimal bertitik. Formatnya adalah:
138.96.58.0, 255.255.255.0

à                    Notasi Panjang Prefix Jaringan
Karena bit-bit network identifier harus selalu dipilih di dalam sebuah bentuk yang berdekatan dari bit-bit ordo tinggi, maka ada sebuah cara yang digunakan untuk merepresentasikan sebuah subnet mask dengan menggunakan bit yang mendefinisikan network identifier sebagai sebuah network prefix dengan menggunakan notasi network prefix seperti tercantum di dalam tabel di bawah ini. Notasi network prefix juga dikenal dengan sebutan notasi Classless Inter-Domain Routing (CIDR) yang didefinisikan di dalam RFC 1519, Formatnya adalah sebagai berikut:
/<jumlah bit yang digunakan sebagai network identifier>

Sebagai contoh, network identifier kelas B dari 138.96.0.0 yang memiliki subnet mask 255.255.0.0 dapat direpresentasikan di dalam notasi prefix length sebagai138.96.0.0/16.
Karena semua host yang berada di dalam jaringan yang sama menggunakan network identifier yang sama, maka semua host yang berada di dalam jaringan yang sama harus menggunakan network identifier yang sama yang didefinisikan oleh subnet mask yang sama pula. Sebagai contoh, notasi 138.23.0.0/16 tidaklah sama dengan notasi 138.23.0.0/24, dan kedua jaringan tersebut tidak berada di dalam ruang alamat yang sama. Network identifier 138.23.0.0/16 memiliki range alamat IP yang valid mulai dari 138.23.0.1 hingga 138.23.255.254; sedangkan network identifier 138.23.0.0/24 hanya memiliki range alamat IP yang valid mulai dari 138.23.0.1 hingga 138.23.0.254.

à                    Menentukan Alamat Network Identifier
Untuk menentukan network identifier dari sebuah alamat IP dengan menggunakan sebuah subnet mask tertentu, dapat dilakukan dengan menggunakan sebuah operasi matematika, yaitu dengan menggunakan operasi logika perbandingan AND (AND comparison). Di dalam sebuah AND comparison, nilai dari dua hal yang diperbandingkan akan bernilai true hanya ketika dua item tersebut bernilai true; dan menjadi false jika salah satunya false. Dengan mengaplikasikan prinsip ini ke dalam bit-bit, nilai 1 akan didapat jika kedua bit yang diperbandingkan bernilai 1, dan nilai 0 jika ada salah satu di antara nilai yang diperbandingkan bernilai 0.
Cara ini akan melakukan sebuah operasi logika AND comparison dengan menggunakan 32-bit alamat IP dan dengan 32-bit subnet mask, yang dikenal dengan operasi bitwise logical AND comparison. Hasil dari operasi bitwise alamat IP dengan subnet mask itulah yang disebut dengan network identifier.
Contoh:
à                    Tabel Pembuatan Subnet
v  Kelas A
v  Kelas B
v  Kelas C
IV. Pemecahan Kasus Subneting

Diketahui : Anda adalah seorang administrator pada suatu jaringan anda mendapat alokasi IP 176.85.0.0/23. anda diminta untuk membaginya ke beberapa kantor di tempat anda, dengan spesifikasi  berikut :
  1. gedung A, terdapat 151 host. terdiri dari kantor A1 (100 host), A2 (21 host),A3 (30 host).
  2. gedung B, terdapat 200 host. terdiri dari kantor B1 (123 host), B2 (50 host), B3 (6 host),kantor B4 sisanya.
  3. gedung C, terdapat 70 host. terdiri dari kantor C1 (21 host), C2 (13 host), C3 (10 host), C4(26 host), C5 (19 host), C6 sisanya.
  4. setiap gedung memiliki akses hotspot yang menggunakan satu network saja, dan diusahakan pembagian IPnya secara adil.
Ditanya :
  1. Bagi Menjadi 3 Zona mengikuti jumlah host masing-masing Zona A, B, C
  2. Tentukan Jumlah Subnet dan Jumlah host Persubnet dan masing – masing subnet memiliki IP host dan Ip Broadcast.
  3. Rancang topologi jaringan di atas dengan selengkap- lengkapnya.
IV.a. Pemecahan
Address:   176.84.0.0            10100111.01010100.0000000 0.00000000
Netmask:   255.255.254.0 = 23    11111111.11111111.1111111 0.00000000
Wildcard:  0.0.1.255             00000000.00000000.0000000 1.11111111
=>

Network:   176.84.0.0/23         10100111.01010100.0000000 0.00000000 (Class B)
Broadcast: 176.84.1.255          10100111.01010100.0000000 1.11111111
HostMin:   176.84.0.1            10100111.01010100.0000000 0.00000001
HostMax:   176.84.1.254          10100111.01010100.0000000 1.11111110
Hosts/Net: 510

Pembagian IP – Subneting Proses
Gedung A terdapat 151 host yang terbagi menjadi 3 segment.
A1 – 100 Host
Address:   167.84.0.0            10100111.01010100.00000000.0 0000000
Netmask:   255.255.255.128 = 25  11111111.11111111.11111111.1 0000000
Wildcard:  0.0.0.127             00000000.00000000.00000000.0 1111111
=>
Network:   167.84.0.0/25         10100111.01010100.00000000.0 0000000 (Class B)
Broadcast: 167.84.0.127          10100111.01010100.00000000.0 1111111
HostMin:   167.84.0.1            10100111.01010100.00000000.0 0000001
HostMax:   167.84.0.126          10100111.01010100.00000000.0 1111110
Hosts/Net: 126
A2– 21 Host
Address:   167.84.0.128          10100111.01010100.00000000.100 00000
Netmask:   255.255.255.224 = 27  11111111.11111111.11111111.111 00000
Wildcard:  0.0.0.31              00000000.00000000.00000000.000 11111
=>
Network:   167.84.0.128/27       10100111.01010100.00000000.100 00000 (Class B)
Broadcast: 167.84.0.159          10100111.01010100.00000000.100 11111
HostMin:   167.84.0.129          10100111.01010100.00000000.100 00001
HostMax:   167.84.0.158          10100111.01010100.00000000.100 11110
Hosts/Net: 30
A3– 21 Host
Network         :176.85.0.160/27
10110000.01010101.00000000.101 00000
Broadcast      :176.85.0.191
10110000.01010101.00000000.101 11111
HostMin         :176.85.0.161
10110000.01010101.00000000.101 00001
HostMax        :176.85.0.190
10110000.01010101.00000000.101 11110
Hosts/Net       : 30

Gedung B terdapat 200 host yang terbagi menjadi 4 segment.
B1– 123 Host
Address:   167.84.0.160          10100111.01010100.00000000.101 00000
Netmask:   255.255.255.224 = 27  11111111.11111111.11111111.111 00000
Wildcard:  0.0.0.31              00000000.00000000.00000000.000 11111
=>
Network:   167.84.0.160/27       10100111.01010100.00000000.101 00000 (Class B)
Broadcast: 167.84.0.191          10100111.01010100.00000000.101 11111
HostMin:   167.84.0.161          10100111.01010100.00000000.101 00001
HostMax:   167.84.0.190          10100111.01010100.00000000.101 11110
Hosts/Net: 30
B2– 50 Host
Address:   167.84.0.192          10100111.01010100.00000000.11 000000
Netmask:   255.255.255.192 = 26  11111111.11111111.11111111.11 000000
Wildcard:  0.0.0.63              00000000.00000000.00000000.00 111111
=>
Network:   167.84.0.192/26       10100111.01010100.00000000.11 000000 (Class B)
Broadcast: 167.84.0.255          10100111.01010100.00000000.11 111111
HostMin:   167.84.0.193          10100111.01010100.00000000.11 000001
HostMax:   167.84.0.254          10100111.01010100.00000000.11 111110
Hosts/Net: 62

B3– 6 Host
Address:   167.84.0.128          10100111.01010100.00000000.10000 000
Netmask:   255.255.255.248 = 29  11111111.11111111.11111111.11111 000
Wildcard:  0.0.0.7               00000000.00000000.00000000.00000 111
=>
Network:   167.84.0.128/29       10100111.01010100.00000000.10000 000 (Class B)
Broadcast: 167.84.0.135          10100111.01010100.00000000.10000 111
HostMin:   167.84.0.129          10100111.01010100.00000000.10000 001
HostMax:   167.84.0.134          10100111.01010100.00000000.10000 110
Hosts/Net: 6
B4– 21 Host
Address:   167.84.1.128          10100111.01010100.00000001.100 00000
Netmask:   255.255.255.224 = 27  11111111.11111111.11111111.111 00000
Wildcard:  0.0.0.31              00000000.00000000.00000000.000 11111
=>
Network:   167.84.1.128/27       10100111.01010100.00000001.100 00000 (Class B)
Broadcast: 167.84.1.159          10100111.01010100.00000001.100 11111
HostMin:   167.84.1.129          10100111.01010100.00000001.100 00001
HostMax:   167.84.1.158          10100111.01010100.00000001.100 11110
Hosts/Net: 30
Gedung C terdapat 70 host yang terbagi menjadi 4 segment.
C1– 21 Host
Address:   167.84.1.160          10100111.01010100.00000001.101 00000
Netmask:   255.255.255.224 = 27  11111111.11111111.11111111.111 00000
Wildcard:  0.0.0.31              00000000.00000000.00000000.000 11111
=>
Network:   167.84.1.160/27       10100111.01010100.00000001.101 00000 (Class B)
Broadcast: 167.84.1.191          10100111.01010100.00000001.101 11111
HostMin:   167.84.1.161          10100111.01010100.00000001.101 00001
HostMax:   167.84.1.190          10100111.01010100.00000001.101 11110
Hosts/Net: 30
C2– 13 Host
Address:   167.84.1.192          10100111.01010100.00000001.1100 0000
Netmask:   255.255.255.240 = 28  11111111.11111111.11111111.1111 0000
Wildcard:  0.0.0.15              00000000.00000000.00000000.0000 1111
=>
Network:   167.84.1.192/28       10100111.01010100.00000001.1100 0000 (Class B)
Broadcast: 167.84.1.207          10100111.01010100.00000001.1100 1111
HostMin:   167.84.1.193          10100111.01010100.00000001.1100 0001
HostMax:   167.84.1.206          10100111.01010100.00000001.1100 1110
Hosts/Net: 14
C3– 10 Host
Address:   167.85.1.208          10100111.01010101.00000001.1101 0000
Netmask:   255.255.255.240 = 28  11111111.11111111.11111111.1111 0000
Wildcard:  0.0.0.15              00000000.00000000.00000000.0000 1111
=>
Network:   167.85.1.208/28       10100111.01010101.00000001.1101 0000 (Class B)
Broadcast: 167.85.1.223          10100111.01010101.00000001.1101 1111
HostMin:   167.85.1.209          10100111.01010101.00000001.1101 0001
HostMax:   167.85.1.222          10100111.01010101.00000001.1101 1110
Hosts/Net: 14
C4– 26 Host
 
Address:   167.85.1.224          10100111.01010101.00000001.111 00000
Netmask:   255.255.255.224 = 27  11111111.11111111.11111111.111 00000
Wildcard:  0.0.0.31              00000000.00000000.00000000.000 11111
=>
Network:   167.85.1.224/27       10100111.01010101.00000001.111 00000 (Class B)
Broadcast: 167.85.1.255          10100111.01010101.00000001.111 11111
HostMin:   167.85.1.225          10100111.01010101.00000001.111 00001
HostMax:   167.85.1.254          10100111.01010101.00000001.111 11110
Hosts/Net: 30




IV.b. Topologi Jaringan








Keterangan Topologi
ü  Cloud             : Sumber Internet
ü  Main Router  : Router yang menghubungkan ke internet (Menggunakan Router Mikrotik Dengan Router OS 5.X)
ü  Router A,B,C : Router yang di gunakan untuk membagi segmen (Subneting di setiap gedung Menggunakan Router Mikrotik RB 1100 dengan Router OS 5.x)
ü  Manage Switch : Untuk menghubungkan host dengan router Gedung, dan pemisah antar subnet HARUS Managable Switch (Menggunakan Cisco Switch 2960)
V. Kesimpulan
Dalam Membangun sebuah jaringan yang handal, kemampuan dalam hal subneting sangat di perlukan, karena dengan pembagian IP yang bagus akan terbentuk sebuah jaringan yang stabil dan berkualitas. Begitu sebaliknya, jika sebuah jaringan dibangun dengan kemampuan dan pengetahuan yang pas-pasan dan semua asal jalan, maka jaringan yang dihasilkan akan jauh dari kata Bagus, bahkan bisa terjadi kemungkinan jaringan tersebut tidak dapat dipakai sama sekali.
Oleh karena itu sebagai network administrator, kemampuan dan pengetahuan tentang IP Address, Subneting, Dan pengetahuan tentang perangkat harus benar-benar diluar kepala. Selain subneting, bentuk atau topologi sebuah jaringan juga sangat berpengaruh dalam sebuah jaringan, topologi jaringan yang dibuat seadanya dan tidak memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas jaringan, akan menghasilkan performansi jaringan yang buruk. Maka dari itu sebelum membuat sebuah jaringan seorang Network Aministrator harus memiliki gambaran Subnet dan Topologi yang bagus.
Daftar Pustaka
  1. Wikipedia www.wikipedia.com
  2. Guncyber www.guncyber-net.blogspot.com
  3. Materi Kuliah Jarkom, Andi Maslan, S.T.Andi Maslan,